Novel Rindu ini bercerita tentang perjalanan
Haji menggunakan Kapal Blitar Holland. Latar belakang cerita ini yaitu pada
saat Pemerintahan Hindia Belanda, dan memberikan fasilitas haji untuk pribumi
yang mempunyai cukup uang dengan menggunakan Kapal Blitar Holland. Banyak
cerita mengiringi perjalanan Haji di kapal tersebut. Kapal ini memulai
perjalanan dari Makassar.
Cerita dimulai dari seorang saudagar kaya bernama Daeng Andipati
bersama kedua anaknya yang bernama Anna dan Elsa, Istri dan juga asisten rumh
tangganya yang ingin melakukan perjalanan suci menggunakan Kapal Blitar
Holland. Daeng Andipati adalah sosok yang baik, bijaksana dan juga menjadi ayah
serta suami yang baik namun jauh di masa lalunya dia masih menyimpan dendam
kepada ayahnya sampai dia berjanji akan selalu mencintai dan menyayangi istri
dan juga anak-anaknya.
Kemudian ada Tokoh Ambo Uleng yaitu seorang pelaut, dia hampir
menghabiskan separuh hidupnya diatas laut. Dia pergi dengan menggunakan Kapal
Blitar Holland bukan bertujuan untuk menunaikan ibadah haji melainkan dia ingin
pergi sejauh-jauhnya dari kota makasar, hatinya telah tersakiti oeh perempuan
yang dia cintai karena perempuan yang ia cintai akan dijodohkan dengan
laki-laki lain. Dan itu membuat dirinya sangat terpukul dan sangat sedih.
Ketiga ada seorang keturunan Cina yaitu dipanggil Bonda Upe (Ling-ling).
Ia adalah seorang guru mengaji anak-anak di musholla yang terdapat di Kapal
Blitar Holland. Hingga suatu hari kapal berhenti di Batavia yang membuat Bonda
Upe tidak mau turun dari kapal karena ada suatu hal namun memutuskan turun dari
kapal karena ajakan dari Anna dan Elsa serta Gurutta. Ketika sampai di tempat
yang mereka tuju, Bonda Upe bertemu dengan teman lamanya dulu saat menjadi
seorang Cabo. Itu membuat Bonda Upe mengingat masa lalunya dan diapun langsung
kembali ke kapal dan sampai beberapa hari tidak lagi mengajar mengaji, namun
dengan nasihat dari Gurutta Bonda Upe Kembali mengajar mengai kembali di Musholla.
Ada kakek dan nenek Slamet yaitu penumpang yang usianya sudah tua namun
tetap memberikan cinta kasihnya satu sama lain. Sangat romantic kisah kakek dan
nenek ini karena saat perjalanan haji sang nenek sakit dan meninggal dunia
sehingga untuk proses penguburan di tenggelamkan ke laut, dan di perjalanan
saat kapal kembali untuk ke Indonesia kakek slamet meninggal dunia di tempat
dimana sang nenek meninggal saat itu. Lalu sang kakek pun di kuburkan tepat di
mana jasad sang nenek di tenggelamkan.
Ada ulama terkenal dari Makassar yaitu Ahmad Karaeng, beliau rutin
melaksanakan solat berjamaah bersama penumpang lain, membaca buku dan juga menulis
buku selama perjalanan. Secepat itu pula Gurutta meminta izin kepada kapten
untuk mengadakan pengajian di atas kapal. Beliau adalah sosok yang sangat bijak
dengan nasihat-nasihat yang luar biasa. Namun meskipun beliau memberikan
nasihat-nasihat yang luar biasa di dalam hatinya ada pertanyaan yang orang lain
belum mampu menjawabnya.
Sekian review Novel “Rindu” semoga bisa bermanfaat dan jika ingin
mengetahui ceritanya lebih detail baca Novelnya karena akan memberikan
pelajaran yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar