Minggu, 26 Maret 2017

Review Cerita dalam Novel “Rindu”



Novel Rindu ini bercerita tentang perjalanan Haji menggunakan Kapal Blitar Holland. Latar belakang cerita ini yaitu pada saat Pemerintahan Hindia Belanda, dan memberikan fasilitas haji untuk pribumi yang mempunyai cukup uang dengan menggunakan Kapal Blitar Holland. Banyak cerita mengiringi perjalanan Haji di kapal tersebut. Kapal ini memulai perjalanan dari Makassar. 

Cerita dimulai dari seorang saudagar kaya bernama Daeng Andipati bersama kedua anaknya yang bernama Anna dan Elsa, Istri dan juga asisten rumh tangganya yang ingin melakukan perjalanan suci menggunakan Kapal Blitar Holland. Daeng Andipati adalah sosok yang baik, bijaksana dan juga menjadi ayah serta suami yang baik namun jauh di masa lalunya dia masih menyimpan dendam kepada ayahnya sampai dia berjanji akan selalu mencintai dan menyayangi istri dan juga anak-anaknya.

Kemudian ada Tokoh Ambo Uleng yaitu seorang pelaut, dia hampir menghabiskan separuh hidupnya diatas laut. Dia pergi dengan menggunakan Kapal Blitar Holland bukan bertujuan untuk menunaikan ibadah haji melainkan dia ingin pergi sejauh-jauhnya dari kota makasar, hatinya telah tersakiti oeh perempuan yang dia cintai karena perempuan yang ia cintai akan dijodohkan dengan laki-laki lain. Dan itu membuat dirinya sangat terpukul dan sangat sedih.

Ketiga ada seorang keturunan Cina yaitu dipanggil Bonda Upe (Ling-ling). Ia adalah seorang guru mengaji anak-anak di musholla yang terdapat di Kapal Blitar Holland. Hingga suatu hari kapal berhenti di Batavia yang membuat Bonda Upe tidak mau turun dari kapal karena ada suatu hal namun memutuskan turun dari kapal karena ajakan dari Anna dan Elsa serta Gurutta. Ketika sampai di tempat yang mereka tuju, Bonda Upe bertemu dengan teman lamanya dulu saat menjadi seorang Cabo. Itu membuat Bonda Upe mengingat masa lalunya dan diapun langsung kembali ke kapal dan sampai beberapa hari tidak lagi mengajar mengaji, namun dengan nasihat dari Gurutta Bonda Upe Kembali mengajar mengai kembali di Musholla.

Ada kakek dan nenek Slamet yaitu penumpang yang usianya sudah tua namun tetap memberikan cinta kasihnya satu sama lain. Sangat romantic kisah kakek dan nenek ini karena saat perjalanan haji sang nenek sakit dan meninggal dunia sehingga untuk proses penguburan di tenggelamkan ke laut, dan di perjalanan saat kapal kembali untuk ke Indonesia kakek slamet meninggal dunia di tempat dimana sang nenek meninggal saat itu. Lalu sang kakek pun di kuburkan tepat di mana jasad sang nenek di tenggelamkan.

Ada ulama terkenal dari Makassar yaitu Ahmad Karaeng, beliau rutin melaksanakan solat berjamaah bersama penumpang lain, membaca buku dan juga menulis buku selama perjalanan. Secepat itu pula Gurutta meminta izin kepada kapten untuk mengadakan pengajian di atas kapal. Beliau adalah sosok yang sangat bijak dengan nasihat-nasihat yang luar biasa. Namun meskipun beliau memberikan nasihat-nasihat yang luar biasa di dalam hatinya ada pertanyaan yang orang lain belum mampu menjawabnya.

Sekian review Novel “Rindu” semoga bisa bermanfaat dan jika ingin mengetahui ceritanya lebih detail baca Novelnya karena akan memberikan pelajaran yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar