Novel
ini bercerita tentang pengacara Indoneisa berna aZaman Zulkarnaen yang bekerja
di salah satu firma hukum terkenal di Inggris yang bernama Thompson & Co.
Dia diminta untuk menyelesaikan harta warisan seorang wanita tua asal Indonesia
yang bernama Sri Ningsih. Sri Ningsih ini sudah meninggal di Paris. Zaman menyelesaikan
kasus ini dengan memulai membaca buku diary milik Sri Ningsih yang terdiri dari
5 Juz yaitu Tentang Kesabaran, Tentang Persahabatan,, Tentang Keteguhan Hati, Tentang
Cinta dan yang kelima Tentang Memeluk Rasa Sakit.
Dari
bagian-bagian yang ada pada buku diary Sri Ningsih menceritakan kehidupannya
dari semasa kecil hingga tua. Menarik memang cerita ini kenapa Sri Ningsih
mempunyai harta warisan yang jumlahnya besar karena dia memiliki 1% saham salah
satu perusahaan di Inggris. Tidak mudah memang menjadi Sri Ningsih dalam novel
ini karena untuk dia saja tidak memperdulikan sahamnya yang jumlahnya sangat
besar itu. Bahkan hidupnya mengalami jatuh bangun sehingga memiliki pesan yang
sangat baik.
Saat
kecil Sri Ningsih sudah ditinggalkan oleh ibunya, ibunya meninggal setelah
melahirkan dia. Kemudian ayah Sri Ningsih menikah lagi dan memiliki seorang
anak bernamaTillamuta saat itu dia hidup di pulau kecil dan ayahnya pun bisa
dikatakan sukses. Namun di kehidupan yang sudah membaik ayahnya pun meninggal. Saat
ayahnya meninggal hidupnya tidaklah bahagia karena ibu tirinya selalu
menyalahkannya sebagai penyebab meninggalnya ayahnya. Dan sampai suatu hari
rumahnya pun kebakaran , ibu tirinya tidak bisa diselamatkan. Tinggalah dia dan
adiknya Tillamuta.
Setelah
kejadian itu Sri dan adiknya pergi ke pesantren teman ayahnya, untuk menuntut
ilmu disana. Di pesentren sri tumbuh menjadi wanita yang cerdas, dia juga
memiliki 2 sahabat baik. Singkat cerita salah satu sahabat baiknya menghianati
persahabatan mereka hanya karena rasa dendam. Dan sahabatnya itu bagaikan “hantu” yang
membuatnya takut sampai sampai dia harus pergi ke Jakarta.
Di
Jakarta Sri mulai membuka usaha dari menjaga took, menjual nasi goring,
menyewakan mobil untuk para turis, dan sampai-sampai memiliki sebuah pabrik
sabun. Namun usahanya tidak semulus yang kita bayangkan, setiap usahanya sudah
mulai baik ada saja ujian dalam membangun usaha itu namun Sri bukanlah orang
yang mudah menyerah dia selalu bangkit dalam setiap keterpurukan yang dihadapi.
Sampai suatu hari tanpa alas an yang jelas dia meninggalkan pabrik sabun yang
dimilikinya, dia menjual pabrik itu. Dia pun pergi ke London.
Di
London dia menjadi supir bus dengan rute yang cukup sibuk. Dari menjadi supir
bus itu dia mengenal sebuah cinta yang datang dari laki-laki turki. Dia menikah
dengan laki-laki turki itu. Bahagia pernikahan itu namun banyak duka di
dalamnya yaitu saat hamil anak pertama Sri keguguran, saat hamil anak kedua anaknya
lahir ke dunia namun hanya beberapa menit saja anaknya pun meninggal. Sri sangat
terpukul sekali dengan kejadian itu. Dan yang membuat Sri terpukul adalah
kematian suaminya.
Sampai-sampai
suatu hari dia pergi meninggalkan Inggris dan dia Tinggal di Paris, dia tinggal
di salah satu Panti disana, bahagia hidupnya karena dia menjadi guru menari
hingga bisa berkeliling dunia. Dan sampai akhirnya dia meninggal di Paris.
Harta
warisan yang dia miliki dia berikan kepada orang-orang yang berjasa dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar