A.
Wawasan Nasional Suatu Bangsa
Sebelum membahas Wawasan Nusantara, kita sebaiknya
terlebih dahulu mengerti dan memahami Wawasan Nasional suatu bangsa secara
universal. Suatu bangsa meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran
yang mutlak adalah kebenarn yang dating dari Tuhan, pencipta alam semesta. Manusia
memiliki kemampuan atau kelebihan dari makhluk lainnya melalui akal pikiran dan
budi nuraninya. Namun kemampuan menggunakan akal pikiran dan budi nuraninya
terbatas sehingga manusia yang satu dengan manusia yang lain tidak sama
kemampuannya. Dalam kehidupan berbangsa dan benegara, keanekaragaman tersebut
memerlukan perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan
negaranya.
Suatu bangsa yang sudah menegara, dalam menyelenggarakan
kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul
dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideology, aspirasi serta
cita-cita dan kondisi sosial masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah
serta pengalaman sejarahnya. Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi
berupa wawasan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah
serta jati diri bangsa. Kata “wawasan” itu sendiri berasal dari wawas (bahasa jawa) yang artinya melihat
atau memandang. Dengan penambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah berarti
: cara penglihatan atau cara tinjau atau cara pandang.
Dengan
demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara
tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung
(melihat interaksi dan interrelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan
nasional (termasuk local dan propinsional), regional, serta global.
B.
Teori-Teori Kekuasaan
Wawasan
nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaaan dan geopolitik
yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaaan dan teori geopolitik diuraikan
sebagai berikut :
1. Paham-Paham
Kekuasaan
Perumusan wawasan nasional
lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep
operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu,
dibutuhkan landasan teori yang dapat mendukung rumusan wawasan nasional. Teori-teori
yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain :
·
Paham
Machiavelli (Aabad XVII)
·
Paham
Kaisar Napoleon Bonaparte (Abad XVIII)
·
Paham
Jenderal Clausewitz (Abad XVIII)
·
Paham
Feuerbach dan Hegel
·
Paham
Lenin (Abad XIX)
·
Paham
Lucian W. Pye dan Sidney
2. Teori-teori
Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata
“geo” atau bumi dan politik yang berarti kekuatan yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional
untuk mewujudkan tujuan nasional. Beberapa pendapat dari pakar-pakar
Geopolitik antara lain sebagai berikut :
·
Pandangan
Ajaran Frederich Ratzel
·
Pandangan
ajaran Rudolf Kjellen
·
Pandangan
Ajaran Karl Haushofer
·
Pandangan
Ajaran Sir Halford Mackinder
·
Pandangan
Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
·
Pandangan
Ajaran W. Mitchel, A Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederik Charles Fuller
·
Ajaran
Nicholas J. Spykman
C.
Ajaran Wawasan Nasional Indonesia
Wawasan
Nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori
wawasan nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan bangsa Indonesia dan Geopolitik Indonesia.
1. Paham
Kekuasaan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan
berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai : “Bangsa
Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. “Wawasan nasional
bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu kekuatan,
karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran
wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahea : ideology digunakan sebagai
landasan idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan
konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya
adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di
tengah-tengah perkembangan dunia.
2. Geopolitik
Indonesia
Pemaham tentang kekuatan dan
kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia didasarkan pada pemahaman tentang
paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi
Indonesia. Sedangkan pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham negara
kepulauan. Perbedaan yang esensial dari pemahaman ini adalah bahwa menurut paham
Barat, laut berperan sebagai “pemisah” pilau, sedangkan menurut paham Indonesia
laut adalah “penghubung” sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang
utuh sebagai “Tanah Air” dan disebut Negara Kepulauan.
3. Dasar
Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia
Dalam menetukan, membina,
dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan
mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri.
Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran
pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :
·
Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah
pancasila
·
Latar belakang pemikiran aspek Kewilayahan
Nusantara
·
Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya
Bangsa Indonesia
·
Latar belakang pemikiran aspek Kesejahteraan
Bangsa Indonesia
Source : Buku Pendidikan Kewarganegaraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar