Manajemen
Waktu Menurut Islam
Dalam Islam waktu adalah suatu hal yang penting, mengapa?
dalam surat Al ‘Ashr ayat 1-3 Allah SWT berfirman “Demi Masa (Waktu)…” yang
menunjukkan betapa berharga dan pentingnya waktu tersebut. Selain itu dalam
hadits Nabi SAW. berpesan agar kita manfaatkan 5 masa/waktu : “Masa muda
sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sibuk,
hidup sebelum mati” (HR.Al-Baihaqi). Dalam aturan-aturan terkait ibadah mahdhoh
seperti sholat, puasa, zakat, haji pun memberi penekanan pada waktu.
Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu dan
kepada semua manusia di muka bumi ini adalah sama–24 jam. Namun, ada berapa
orang yang bisa “berbuat lebih” seperti :
·
Rasulullah SAW : Dalam waktu 23 tahun
bisa membangun peradaban Islam yang tetap ada sampai sekarang. Ikut 80
peperangan dalam tempo waktu kurang dari 10 tahun, santun terhadap fakir
miskin, menyayangi istri dan kerabat, dan yang luar biasa adalah beliau seorang
pemimpin umat yang bisa membagi waktu untuk umat dan keluarga secara seimbang!!
·
Zaid bin Tsabit RA : Sanggup menguasai
bahasa Parsi hanya dalam tempo waktu 2 bulan! Beliau dipercaya sebagai
sekretaris Rasul dan penghimpun ayat Quran dalam sebuah mush’af
·
Abu Hurairah : Masuk Islam usia 60
tahun. Namun ketika meninggal di tahun 57 H, beliau meriwayatkan 5374 Hadits!
(Subhanallah!)
·
Anas bin Malik : Pelayan rasulullah
sejak usia 10 tahun, dan bersama rasul 20 tahun. Meriwayatkan 2286 Hadits.
·
Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 H) :
Sepanjang hidupnya menulis kitab-kitab penting sebaganyak tiga lemari.
·
Abu Bakar Al-Anbari : Setiap pekan
membaca sebanyak sepuluh ribu lembar.
·
Syekh Ali At-Thantawi : Membaca 100-200
halaman setiap hari. Kalkulasinya, berarti dengan umurnya yang 70 tahun, beliau
sudah membaca 5.040.000 halaman buku. Artikel yang telah dimuat di media massa
sebanyak tiga belas ribu halaman. Dan yang hilang lebih dari itu.
Masih banyak lagi contoh-contoh luar biasa lainnya.
Kenapa tidak banyak orang yang bisa menyamai mereka? Padahal waktu yang
diberikan Allah kepada mereka sama dengan waktu yang diberikan Allah pada
hambaNya yang lain? Jawabannya adalah kecerdasan manajemen waktu.
Saat ini kita dicekoki dengan frem bahwa dalam sehari
manusia harus tidur minimal 8 jam. Padahal kalau kita cermati kalau kita tidur
8 jam sehari itu artinya kita sudah memanfaatkan waktu kita 1/3 hari untuk
TIDUR. Bayangkan kalau rata2 umur manusia saat ini 60 tahun maka bisa kita
artikan 20 tahun umur manusia digunakan untuk TIDUR! Cukuplah bagi kita untuk
tidur selam 3-7 jam saja dalam sehari asalkan “berkualitas”.
Lalu Btimbul sebuah pertanyaan BAGAIMANAKAH TIDUR YANG BERKUALITAS itu?
Lalu Btimbul sebuah pertanyaan BAGAIMANAKAH TIDUR YANG BERKUALITAS itu?
Manajemen Tidur Berkualitas
- tidur 3-7 jam
- tidur di awal malam dan bangun pada 1/3 malam terakhir
- berwudlu sebelum tidur
- membersihkan tempat tidur
- mematikan lampu (meningkatkan melatonin)
- tidur dengan posisi yang benar (miring ke kanan)
- berdzikir dan berdoa
- tidur 3-7 jam
- tidur di awal malam dan bangun pada 1/3 malam terakhir
- berwudlu sebelum tidur
- membersihkan tempat tidur
- mematikan lampu (meningkatkan melatonin)
- tidur dengan posisi yang benar (miring ke kanan)
- berdzikir dan berdoa
Tips-Tips Manajemen Waktu :
1. Membuat target dan perencanaan
Tulislah target jangka pendek dan jangka panjang, selalu manfaatkan waktu luang ex. saat dalam perjalanan selalu bawa buku atau/dan Al Quran. Pada saat perang Khandaq, Rasulullah membuat strategi pembuatan Parit yang sangat terencana sehingga bisa selesai tepat waktu.
2. Mempersiapkan rencana cadangan
Ingat!!! Manusia hanya bisa merencanakan, dan mutlak Allah sajalah yang berhak untuk menetukan. Ketika perang mu’tah, Rasulullah menunjuk 3 orang panglima perang untuk bersiap2. Jika panglima pertama syahid maka akan digantikan panglima kedua, dst.
3. Program yang dibuat dalam mencapai target harus realistis, terukur dan adil
Target boleh melangit tapi program mesti membumi. Adil dalam artian tidak merugikan orang lain. Saat perang Khandaq, umat islam yang jumlahnya hanya 3 ribu harus mengalahkan pasukan romawi yang jumlahnya 10 ribu. Jika dipikir secara logika mungkin hal itu hanyalah sebuah mimpi, namun dalam pelaksanaannya tetap membumi yakni dengan strategi pembuatan parit sehingga umat Islam bisa memenangkan peperangan.
4. Disiplin dalam rencana
Ketidak disiplinan dalam perencanaan bisa berakibat fatal. Ingat pepatah bijak “Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan”. Kalau kita cermati kisah perang uhud, maka dapat diambil ibroh bahwa sesungguhnya yang menyebabkan kekalahan umat islam ketika itu adalah pasukan pemanah yang dipersiapkan untuk berjaga-jaga di bukit uhud tidak disiplin meninggalkan posisinya karena ghonimah perang yang ada di bawah bukit sehingga musuh yang hampir kalah malah menyerang balik.
5. sempurna dalam beramal (itqon=profesional)
Sebaiknya kita menyelesaikan satu masalah dulu baru berganti ke masalah yang lain.
6. Tentukan skala prioritas
Imam Hasan Al Banna mengatakan “Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia”, jadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menentukan skala prioritas dalam pelaksanaannya dimulai dari penting & mendesak, tidak penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting & tidak mendesak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar