Rabu, 29 Januari 2014

Rangkuman Buku

Judul Buku               : Menikmati Hidup Cara Rasulullah SAW 
Tebal Buku              : 278 Halaman
Penulis                     : H A M B A
Penerbit                   : Pustaka Ibnu Abbas
Kota Terbit               : Depok
Tahun Terbit             : 2010

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Berikut ini adalah kesimpulan yang saya ambil dari buku yang berjudul :
“ MENIKMATI HIDUP CARA RASULALLAH SAW “
Buku ini berisi cara-cara hidup rasulallah SAW yang dapat di terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini adalah kesimpulannya :

1.    Mengapa Meski Muhammad SAW?
·         Sosok yang satu ini benar-benar lain dari yang lain. Dari mulai fisik hingga rohaninya sangat mengaggumkan kawan dan lawan. Tidak ada celah padanya yang logis untuk dicela. Bahkan sebaliknya, kebaikan yang mengagumkan manusia sepanjang zaman ada padanya. Kelakuannya secara umum tenang dan tentram. Beliau gagah beran, namun memiliki senyuman yang sangat memikat. Kemampuan intelektualnya tidak diragukan, daya imajinasinya sangat tinggi dan ekspresnya sangat dalam. Beliau dikenal sebagai seniman bahasa di kalangan sastrawan. Demikianlah terkumpul secara sempurna keempat tipe manusia agung ini ( Nabi Muhammad SAW) : pekerja, pemikir, pengabdi dan seniman.

2.    Tidak mempermasalahkan masalah
·         Keridhoan semua orang dalam satu masalah adalah mustahil. Kerelaan manusia adalah misterius tak dapat dijangkau. Dalam meniti hidup dan mengisi kehidupan kita harus bisa bersikap toleran. Jangan menyiksa diri dengan mencari-cari masalah, jangan membangkitkan dan jangan suka memperdebatkannya.

3.    Akui kesalahan dan tidak angkuh
·         Janganlah kita terburu-buru berkomentar atau mengkritik boleh jadi bahwa interupsi bernada protes dalam posisi yang kurang tepat. Namun yang menjadi prinsip adalah kesigapan dan kemampuan mengatasi dan mengendalikan situasi dan kondisi. Oleh karena itu, apabila ita berharap orang lain mau menerima nasehat dari kita maka posisikan diri kita terlebih dahulu siap menerimanya.


4.    Tidak menggurui
·         Dalam bersikap menghadapi orang yang berbuat kesalahan, obatilah kesalahannya dengan cara yang dapat dirasakannya sebgai obat buatannya sendiri.

5.    Ucapan yang menyejukkan
·         Member nasehat yang terbaik adalah dalam bentuk usulan. Dalam setiap upaya menasehati, usahakan menggunakan tuturkata dan kalimat-kalimat menyejukkan, bersahabat, tidak menggurui serta dalam bentuk usulan.


6.    Singkat, padat, dan  jangan berdebat
·         Jika kita menasehati seseorang harus dengan kata-kata yang singkat, padat dan tanpa ada perdebatan. Disamping singkat kata-katanya dalam member nasehat, hendaknya diupayakan juga menghindari perdebatan, hindari emosi dan jangan mudah terpancing ke dalam alam perdebatan. Kalau mendebat menjadi “tuntutan”, pandai-pandailah memilih antara yang mengantarkan kepada kebaikan dengan yang mengantarkan kepada keburukan.

7.    Menghadapi keburukan dengan kebaikan
·         Bila kita disakiti orang lain dalam bentuk ejekan, sindiran, atau appun lebih berlapang dada, elegan, dan selalu siap untuk memaafkannya. Kita juga harus mempertimbangkan sabar dan takwa dalam membalasnya.

8.    Menghindari sirik dan dengki
·         Kita harus menghindari sirik / dengki dengan cara : Pertama, berlindung kepada Allah dari kejahatan orang yang dengki. Kedua, bertakwa kepada Allah. Ketiga, bersabar menghadapi musuh. Keempat, bertawakal kepada Allah SWT. Kelima, mengosongkan hati dari pemikirannya. Keenam, menghadapkan diri kepada Allah, ikhlas kepada-Nya, dan selalu mencari ridha-Nya. Ketujuh, bertaubat kepada Allah SWT. Kedelapan, bersedekah dan beramal saleh. Kesembilan, memadamkan kedengkian. Kesepuluh, ikhlas dalam meng-esa-kan Allah SWT.

9.    Tidak banyak omong
·         Untuk mengantarkan seseorang untuk selalu berhati-hati, memikirkan dan dan merenungkan apa yang akan diucapkannya.

10. Meski berbeda, kita tetap bersaudara
·         Bahwa ‘perbedaan’ yang akan selalu menghiasi kehidupan kita tidak perlu dipemasalahkan selama tidak dalam koridor merubah hikum-hukum Allah SWT dan prinsip-prinsip aqidah.

11. Tidak membunuh diri dengan kesedihan
·         Janganlah kita terlalu larut dalam kesedihan, kita harus ikhlas menerima apa yang telah ditakdirkan Allah SWT kepada kita. Karenga dalam QS. At- Taubah Allah SWT berfirman yang artinya : Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindng kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman bertawakal.

12. Siap kecewa
·         Kita meski menyadari bahwa kehidupan ini seluruhnya, slih bergantinya antara tangis dan tawa, sedih dan gembira, yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Tersimplkan, bahwa semuanya dakam konteks ujian hidup bagi manusia.

13. Pastikan kesalahan sebelum menasehati
·         Kita harus memastikan terlebih dahulu kedudukan maupun kondisi orang yang ingin kita nasehati karena menunda atau menggunakan cara yang lebih baik dab lebih ringan dan meringankan harus menjadi pertimbangan utama dalam menasehati seseorang sesuai dengan methode Nabi Muhammad SAW.

14. Pegang teguh prinsip
·         Dalam permasalahn yang menyangkut soal aqidah, harus ditempatkan pada posisi prinsip yang tidak kenal kompromi, apapu kondisi dan resikonya.

15. Kesankan yang baik kepada orang lain
·         Mengesankan yang baik kepada orang lain demi kebaikan adalah salah satu kunci keberhasilan Rasulullah SAW membangun masyarakat, bangsa dan Negara dalam kurun waktu relative singkat, disamping penegakan hokum dan aturan yang tegas. Maka kita harus bisa mengesankan baik kepada orang lain.

16. Menghindari kebangkrutan
·         Kehidupan ini seperti roda yang berputar, pada waktu yang lain bagai musim silih berganti, dan kadang merupakan kejadian yang menyedhkan atau menggembirakan. Rasa kegembiraan yang harus ditanam dalam benak akan keyakinan bahwa ketika ‘kita disakiti orang lain’ dan kita bersabarm tidak mmebalas karena Allah SWT, berarti kita telah memiliki tabungan yang akan kita nikmati hasilnya kelak di hari kiamat.


17. Tidak menjelekkan orang lain
·         Jika kita hendak mengkritik, mengoreksi, mengarahkan seseorang kita harus menggunakan kata-kata dan kalimat yang tidak menyinggung perasaan orang lain dan tanpa menjelekkan orang lain.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar