Perbedaan antara Ekonomi
Konvensional dan Ekonomi Islam
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Berbicara
mengenai ekonomi konvensional dan ekonomi syariah pasti tidak akan ada habisnya
dan kita tak akan menemukan kata sepakat didalamnya, karena ekonomi
konvensional dan ekonomi syariah memiliki paradigma berpikir tersendiri yang
ingin dibawa dari keduanya. Berangkat dari hal itu maka perlulah kita sebagai
seorang mahasiswa untuk mengkaji aspek-aspek yang terdapat didalam ekonomi
konvensional maupun ekonomi syariah agar dapat menilai kedua sistem ekonomi
ekonomi tersebut. Artikel yang saya tulis ini dibuat berdasarkan kepada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan baik berupa buku, modul, dan lain sebagainya.
Adapun dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah mengenai perbedaan mendasar
dari sistem ekonomi islam dan sistem ekonomi konvensional serta pendapat saya
mengapa ekonomi islam perlu ditegakkan.
Sebelum
kita membahas mengenai perbedaan antara ekonomi islam dan konvensional,
perlulah kita mengetahui hakikat ekonomi itu sendiri. Menurut para ahli ekonomi
umum, ekonomi didefinisikan sebagai pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan
yang berkaitan dengan upaya manusia baik individu maupun kelompok dalam
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
Menurut pakar ekonomi yang pernah meraih Nobel dibidang ekonomi Prof. Paul
A. Samuelson, ekonomi didefinisikan sebagai studi mengenai individu dan/atau
masyarakat dalam mengambil keputusan dengan atau tanpa penggunaan uang yang
digunakan untuk memproduksi barang dan/atau jasa dengan sumber daya yang
terbatas untuk dikonsumsi baik masa sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan beberapa
definisi diatas, kita dapat mengambil esensi bahwasanya ekonomi sangat erat
kaitannya dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun ada
satu hal yang menarik yaitu mengenai sumber daya yang terbatas. Perlu kita
ketahui bahwasanya yang menjadi tidak terbatas bukanlah kebutuhan manusia
melainkan keinginan manusia. Oleh karena itu untuk memenuhi keinginan manusia
yang tidak terbatas itu diperlukan alat pemuas kebutuhan. Alat pemuas kebutuhan
dalam hal ini adalah sumber daya, dalam Islam tidaklah mengenal sumber daya
yang terbatas karena didalam Al-qur’an terdapat ayat yang mengatakan
bahwasanya Allah swt. telah menciptakan sesuatu dengan kadar yang sempurna.
Berkaitan dengan keinginan yang tidak terbatas, Islam mengajarkan kepada kita
bahwasanya prinsip konsumsi dalam Islam salah satunya yaitu dilarang berbuat
Israf (berlebih-lebihan). Dalam teori ekonomi itu sendiri pun menyatakan
bahwasanya kepuasan sesorang dalam mengonsumsi sesuatu semakin lama semakin
menurun sampai nantinya berada dititik 0. Oleh sebab itu, hendaknya yang perlu
digarisbawahi yang perlu diatur adalah perilaku manusia itu sendiri.
Setelah mengetahui
pengertian ekonomi secara umum, yang menjadi pertanyaan kita berikutnya adalah
apa itu ekonomi Islam??. Ekonomi Islam didefinisikan sebagai studi yang
mempelajari ikhtiar manusia dalam mengalokasian dan mengelola sumber-sunber
daya untuk mencapai ‘falah’ berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
terkandung dalam ajaran Al-qur’an dan As-sunnah. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada beberapa hal yang menjadi kesamaan dengan definisi ekonomi umum
yakni ekonomi berkaitan dengan studi atau ilmu tang membahas tentang upaya
manusia dalam mengelola sumber daya yang ada. Yang menjadi perbedaan adalah
apabila dalam ekonomi umum itu tidak ada yang dijadikan pedoman dalam
menjalankan kegiatan ekonomi sedangkan dalam ekonomi itu memiliki aturan tersendiri
yang dapat dijadikan pedoman. Mungkin inilah yang menjadi dasar awal yang
membedakan antara ekonomi konvensional yang menganut ekonomi umum tetapi
memiliki paradigma sendiri dengan ekonomi Islam.
Selanjutnya kita akan
membahas mengenai perbedaan umum antara ekonomi Islam dan Konvensional yang
dapat diterangkan dalam tabel berikut:
Ilmu Ekonomi Islam
|
Ilmu Ekonomi Konvensional
|
Manusia sosial namun religius
|
Manusia sosial
|
Menangani masalah dengan menentukan prioritas
|
Menangani masalah sesuai dengan keinginan individu
|
Pilihan alternative kebutuhan dituntun dengan nilai
Islam
|
Pilihan alternative kebutuhan dituntun oleh kepentingan
individu/egois
|
Sistem pertukaran dituntun oleh etika Islami
|
Pertukaran dituntun oleh kekuatan pasar
|
Berdasarkan tabel diatas
dijelaskan bahwasanya dalam ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial tetapi juga bakat religius mereka. Perbedaan timbul berkenaan pilihan
dimana ilmu ekonomi Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan
ekonomi konvensional dikendalikan oleh kepentingan individu.
Saat
ini kita membagi sistem ekonomi konvensional menjadi 2 jenis yaitu kapitalisme
dan sosialisme. Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas
ditandai oleh berkuasanya uang atau modal yang dimiliki seseorang sedangkan
sosialisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai dengan
berkuasanya pemerintah dalam kegiatan ekonomi yang menghapus penguasaan
faktor-faktor produksi milik pribadi. Adapun perbedaan antara sistem ekonomi
kapitalisme dan sosialisme dengan sistem ekonomi islam dapat diterangkan dengan
tabel dibawah ini :
Ekonomi Islam
|
Ekonomi Kapitalis
|
Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, dan ijtihad
|
Bersumber dari pikiran dan pengalaman manusia
|
Berpandangan dunia holistik
|
Berpandangan dunia sekuler
|
Kepemilikan individu terhadap uang/modal bersifat nisbi
|
Kepemilikan individu terhadap modal/uang bersifat
mutlak
|
Mekanisme pasar bekerja menurut maslahat
|
Mekanisme pasar dibiarkan bekerja sendiri
|
Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat
|
Kompetisi usaha bersifat bebas dan melahirkan monopoli
|
Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, dan akal
|
Kesejahteraan bersifat jasadiah
|
Motif mencari keuntungan diakui lewat cara-cara
yang halal
|
Motif mencari keuntungan diakui tanpa ada batasan yang
berlaku
|
Pemerintah aktif sebagai pengawas, pengontrol, dan
wasit yang adil dalam kegiatan ekonomi
|
Pemerintah sebagai penonton pasif yang netral dalam
kegiatan ekonomi
|
Pemberlakuan distribusi pendapatan
|
Tidak dikenal distribusi pendapatan secara merata
|
Ekonomi Islam
|
Ekonomi Sosialis
|
Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, dan ijtihad
|
Bersumber dari hasil pikiran manusia filsafat dan
pengalaman
|
Berpandangan dunia holistik
|
Berpandangan dunia sekuler ekstrim atau atheis
|
Kepemilikan individu terhadap uang/modal bersifat nisbi
|
Membatasi bahkan menghapuskan kepemilikan individu atas
modal
|
Mekanisme pasar bekerja menurut maslahat
|
Perekonomian dijalankan lewat perencanaan pusat oleh
negara
|
Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat
|
Tidak berlaku mekanisme harga melainkan disesuaikan
dengan kegunaan barang bagi masyarakat
|
Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, dan akal
|
Negara berperan sebagai pemilik, pengawas, dan penguasa
utama perekonomian
|
Motif mencari keuntungan diakui lewat cara-cara yang
halal
|
Tidak mengakui motif mencari keuntungan
|
Pemerintah aktif sebagai pengawas, pengontrol, dan
wasit yang adil dalam kegiatan ekonomi
|
Pemerintah mengambil alih semua kegiatan ekonomi
|
Pemberlakuan distribusi pendapatan
|
Menyamakan penghasilan dan pendapatan individu
|
Berdasarkan
tabel diatas, kita dapat melihat perbedaan yang jelas antara ekonomi
konvensional adalah sbb :
1. Ekonomi islam
mempunyai pedoman/acuan dalam kegiatan ekonomi yang bersumber dari wahyu ilahi
maupun pemikiran para mujtahid sedangkan ekonomi konvensional didasarkan kepada
pemikir yang didasarkan kepada paradigma pribadi mereka masing-masing sesuai
dengan keinginannya, dalam ekonomi konvensional menilai bahwa agama termasuk
hukum syariah tidak ada hubungannya dengan kegiatan ekonomi.
2. Dalam ekonomi islam
negara berperan sebagai wasit yang adil, maksudnya pada saat tertentu negara
dapat melakukan intervensi dalam perekonomian dan adakalanya pun tidak
diperbolehkan untuk ikut campur, contohnya pada saat harga-harga naik, apabila
harga naik disebabkan karena ada oknum yang melakukan rekayasa pasar maka
pemerintah wajib melakukan intervensi sedangkan apabila harga naik karena
alamiah maka pemerintah tidak boleh ikut campur dalam menetapkan harga, seperti
yang diriwayatkan dalam hadits Nabi terkait kenaikan harga. Dalam ekonomi
konvensional, kapitalis tidak mengakui peran pemerintah dalam perekonomian, dalam
sosialis negara berperan absolut dalam ekonomi sehingga tidak terdapat
keseimbangan antara kedua sistem tersebut.
3.Dalam ekonomi islam
mengakui motif mencari keuntungan tetapi dengan cara-cara yang halal, dalam
ekonomi kapitalis mengakui motif mencari keuntungan tetapi tidak ada batasan
tertentu sehingga sangat bebas sesuai yang dilandasi dengan syahwat spekulasi
dan spirit rakus para pelaku ekonomi, dalam ekonomi kapitalis tidak mengakui
motif mencari keuntungan sama sekali sehingga keduanya tidak dapat
berlaku adil dalam ekonomi.
Mungkin
itulah beberapa hal yang mendasari kita untuk menegakkan ekonomi islam.
Terlepas dari hal tersebut marilah kita dalam rangka menegakkan ekonomi islam,
sebelumnya kita memperbaiki diri kita terlebih dahulu, memperbaiki sikap dan
perilaku kita. Artikel yang ditulis ini tidak berniat negatif sedikitpun, ini
hanya ditujukan untuk menilai antara sistem ekonomi yang berlaku saat ini.
Benar tidaknya pendapat yang saya kemukakan ini, paling tidak tulisan ini bisa
menjadi khasanah ilmu yang membuka wawasan pengetahuan kita.Wallaahu A’lam bish
Shawaab. Jazakumullah Khairan Katsiiraa.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar